Jerat Kenikmatan

Singkat cerita aku di izinkan suamiku untuk kembali bekerja ke perusahaan yang aku mau, setelah mengirim surat lamaranku , 2 minggu kemudian aku di panggil untuk interview.
Aku pergi di hari itu di pagi sekitar jam 8 setelah pamitan dengan suamiku dan menitipkan anak kami dengan neneknya.

Sesampainya aku di kantor itu. Aku berhadapan dengan seorang resepsionis.

Seorang perempuan bisa dibilang tidak lagi muda “pagi ada yang bisa saya bantu mba” ,

saya ada janji dengan pak gery hari ini, atas nama Shena,

ohh mbak Shena yaa. Mau interview kan?? Sebentar saya panggilkan pak Huang dulu” kata resepsionis tersebut.

Tak berapa lama pak gery datang, pak gery seseorang yang bertubuh tegap berpostur tinggi dan besar tangannya terlihat berotot terlihat dari wajah dia seperti keturunan mandarin.

“Halo mbak Shena, selamat pagi (sambil menjabat tangan)” ,

Cerita Seks Terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita mesum terbaru, sex hot 2016, & Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercintapagi pak, maaf ya pak kalau saya datangnya Terlambat , “ahh ngak kok santai aja, yukk mari ikut saya” aku pun berjalan mengikutinya ke sebuah lift. Kantor ini sangat besar dan terdiri dari 8 lantai penjagaannya pun sangat ketat, cctv dimana mana bahkan di lift menggunakan sensor sidik jari untuk menjalankannya.

Singkat cerita kami menuju ke lantai 4. Kami menuju ruangan office yang isinya bahkan seperti ruang keluarga . “silahkan duduk dulu mba ya” , “iya paak” , pak Huang membawa 2 gelas jus jeruk ke meja dan duduk di shofa di sebelahku.

“Ini beberapa berkas yang harus di isi mba ya, disana pertanyaannya lengkap jadi mohon jangan ada yang di kosongkan yaa” ,

“baik pak”, pak Huang menanyakan pertanyaan pertanyaan basa basi sambil aku menulis data yang harus ku isi, dan membaca beberapa ketentuan nya, aku agak sedikit merasa aneh dengan bebarapa ketentuannya karna mengharuskan ku ‘diperiksa secara fisik dan uji kesehatan secara langsung dan direkam menggunakan kamera’ aku tidak bermaksud negativ tentang hal itu karna uji kesehatan sudah lumrah di perusahaan perusahaan besar .

“nah mba kan baca ketentuannya ini juga termasuk persyarataan untuk diterima ke perusahaan ini, mba sanggup kan?”

“yaa pak, saya sanggup” , “jadi ini form yang akan saya isi setelahh saya melakukan medical check up pada mba Shena, saya akan melakukan tes fisik dulu mbak ya jadi saya akan nyalakan camera nya”,

Berdiri sambil menyalakan sebuah kamera yang sudah di letakkan di depan meja dan mengarah persis ke shofa besar kami duduk.. “

Mba saya akan melakukan check-up pada mba tapi ini bakalan mengaggu dan gak nyaman buat mba” , “kalo boleh tau saya akan di check apanya pak” ,

“gini lohh mba, saya dipercaya untuk mengetest uji kesehatan pegawai yang akan masuk ke perusahaan ini, karna perusahaan ini akan memberikan kontrak kerja seumur hidup buat karyawan disini, jadi kami harus mengetahui kelayakan dan kualitas manusia yang akan bekerja disini” ,

“iya pak saya mengerti pak” ,” dan juga mbak diperiksa dengan detail jadi, akan ada test seperti kangker payudara dan ataukah mba pernah mengkonsumsi narkoba atau obat terlarang, pecandu alkohol dan hingga apakah mbaa pernah mengidap penyakit sepilis atau berapa penyakit yg diderita sejak kecil” ,

Aku terdiam mendengar yang di ucapkan pak gery tentang uji kesehatan ini. Tapi dipikir – pikir aku 100% sehat dan namun agak takut juga tentang uji kesehatan ini.

“Mba gak usah khawatir” dengan suara menenangkan dia membangunkan lamunanku ,
“saya seorang yang bersertifikat saya dulu lulusan perawat, dan udah pernah jadi asissten dokter tapi karna disini perusahaan keluarga ya saya juga akan kerja disini” ,
“tapi paak gimana tentang testnya ? Kalau sampai mendetail seperti itu, sama saja mengeksplor bagian bagian intim saya dong?”,
“iya itu juga menjadi keharusan. Yaa memang syarat yang cukup berat sih, tapi mbak boleh saja mundur dari sini , tapi itu sudah dianggap gagal, kami tidak memaksakaan tentang ini namun ini sudah menjadi standart di sini, jadi mau gk mau sih.

Semuanya terserah pada mba, banyak juga kok yang mundur dari tes ini mbak” , “beri saya waktu untuk berpikir dulu pak” , ” ya mbaa” , aku berpikir kras tentang hal ini
Ini benar benar mengganggu, padahal ini sudah di depan mata, “lalu pak apakah harus direkam begitu pak?” , “yaah itu sebagai keamanan profesional mbak, agar tercipta bukti kalau ada hal yang tidak di inginkan” ,
akhirnya aku mengalah biarlah , mungkin ini memang persyaratan yang diharuskan apa boleh buat. Lagipula pak Huang terlihat tidak mesum dan cara dia bicara juga agak ke wanita wanitaan. “yaudah pak, kalau saya setuju apa yang harus dilakukan pertama pak” ,
“kalau memang setuju mbak tanda tangani berkas yang di isi tadi, dan ganti bajunya dulu menggunakan baju khusus yang kami sediakan” pak Huang sambil menyerahkan ku sebuah baju dari dalam tasnya, baju ini seperti baju daster biasa.

“Mba habisin dulu jus nya , tarik nafas santai aja dulu relax kalo udah baru ganti baju, saya juga ingin siap siap”, aku menarik nafas panjang dan menenangkan pikiranku sejenak sambil meminum jus yang disediakan di meja kecil ini, pak Huang sedang sibuk memasang jas lab warna putihnya dan menyiapkan sebuah kertas yang akan disi data data kesehatan ku.
” gimana mba?? Sekarang?” Kata pak Huang sambil memasang sarungtangan karetnya “iya pak, saya ganti bajunya dulu” , “itu disana mbak ruang gantinya”, aku berjalan menuju ruang ganti, aku melepas semua pakaian ku, menyisakan bra dengan celana dalam dan stoking ku.

Aku memasang baju yang disediakan oleh pak Huang, baju ini berlengan pendek dan sangat nyaman dipakai , tidak terlalu tipis baju ini layaknya daster yang panjangnya menutupi lututku , aku berjalan keluar dan langsung di sapa pak Huang,

“stokingnya mohon dilepas mba ya”,

“ohh iya, maaf pak.” aku kedalam lagi dan melepas stoking ku.. Setelah itu aku kembali ke shofa itu dengan perasaan agak gugup , “habisin jus nya dulu yaa mba, soalnya meja nya mau kita jauhin dulu” , aku tersenyum sambil mengambil gelas ku, aku habiskan sisa jus itu dan meletakannya kemeja, pak Huang menjauhkan meja tersebut dan mengarahkan cameranya agar sejajar

“Mba siap ya?? Soalnya saya akan rekam” ,

“iyaa pak” dengan perasaan masih tegang aku akan melakukan ini, kamera mulai merekam, pak Huang datang sambil membawa kertas yang akan di isinya tentang data ku mengenai tes ini,

“jelaskan spesifikasi mba dari tinggi , berat badan, umur, dan lama menikah” ,

“tinggi saya 164cm , berat badan saya 44kg , usia pernikahan saya sudah hampir 5tahun” ,

“bisa saya liat pergelangan tangannya” pak Huang meraih tangan kiriku dan menekan urat nadiku, lalu mencatat nya ke kertas itu,

“buka mulutnya mba ya..” Aku membuka mulutku dan pak Huang memeriksanya dengan senter, setelah itu dia mulai meremas-remas lengan ku

“maaf mba ya, ” ,

“iya pa” , setelah ia lakukan itu di kiri dan kanan tangan ku, dia pindah ke bagian kaki ,

“maaf kalau lancang mba ya” ucap pak Huang sambil melepas kedua sepatu ku, dia mulai meremas-remas kedua kaki ku hingga sampai ke paha, aku masih belum curiga tentang ini tapi aku akan tetap menjalaninya.

“Ini agak mulai vulgar mba, jadi saya akan mengecek ke bagian payudara jadi saya mohon ijinnya mba ya” ,

“oh ii-iiya” setelah dia mengisi form medical checknya dia meluai memegang kedua dada ku, dia menyentuhnya perlahan dari luar baju dengan lemah lembut.

Kedua tangannya bermain pelan di kanan dadaku, setelah beberapa saat dia pindah ke bagian kiri, dsini aku mulai merasa aneh, seolah aku terbawa suasana, aku merasa seperti seluruh badanku ikut merasakan sentuhan di kedua payudaraku

Pak Huang pindah ke belakang ku berdiri dari belakang shofa sambil meremas kedua payudara ku, remasannya semakin terasa lebih keras,

“mba angkat bajunya dulu mba “, ucap pak Huang dengan santai sambil mengangkat dasterku dari bawah hingga leher ku, terlihatlah celana dalam ku yang biru muda dan bra biru mudaku, aku agak kaget melihat CD ku keliatan seperti berair keringat atau kencing ntah apalah aku tidak mengerti,

Pak Huang hanya kembali melanjutkan remasannya di kedua dadaku tapi kali ini agak sedikit liar, tangannya bergerak berbeda dari sebelumnya,

“ukuran bra nya brp mba??” , aku sempat kaget mendapat pertanyaan itu tapi yang dilakukannya melebihi pertanyaannya “36b pak” ,

“mmmm maaf mba ya, ini saya lepas dulu” pak Huang melepas kaitan bra ku dan kembali ke posisi di sebelahku , perasaanku aneh bercampur aduk merasa sangat malu tapi juga ada sensasi lain entah apalah itu, aku seolah merasa sangat berenergi tapi seolah tubuhku sangat malas untuk bergerak “apa masih lama pak, saya malu banget sama bapak” ,

“maaf mba maaf banget yaa , kita sambil ngobrol aja yahh biar perhatiannya kita agak teralihkan mba aja yang nanya nanya soal saya” ,

Aku sangat merasa aneh dalam kondisi itu pak Huang yang kembali mencatat tulisannya dan menjelaskan tentang dirinya,

“saya udah kerja disini 11 tahun, kebanyakan karyawan manggil saya ‘ngkoh’ padahal saya bukan cina tapi saya keturunan korea umur saya sekarang 44tahun” , aku hanya diam dan memerhatikannya lalu kembali dia melanjutkannya.

Kali ini dia mulai dengan memencet-mencet putingku aku merasa sangat gelii dan juga sepertinya vagina ku juga mengeluarkan cairan CD ku basahnya mulai terlihat akupun sudah merasakan basah di bagian dalam CD ku,

“ini pentilnya warna coklat muda dan masih ranum buat umur kayak mba juga ukurannya besar dan pas banget sama body mba,

“ucap pak Huang sambil menulis laporannya

“itu juga di catat pakk??” ,

“iiya mbaa, ini akan jadi berkas perusahaan sementara aja kok, habis itu akan dilenyapkan karna mengandung privasi orang lain” , dia kembali memainkan kedua dada ku kedua telapak tngannya menggesek gesek kedua putingku,

Entah berapa lama sudah dadaku di periksa oleh pak Huang sampai sampai leherku terasa panas dan berkeringat

“mba bajunya sekalian dilepas aja mba” sambil pak Huang melepaskannya dari tubuhku secara otomatis tubuhku merespon mengangkat tanganku keatas seolah merelakannya untuk terlepas sekarang hanya tersisa CD yang menempel di tubuhku.

Aku memejamkan mataku dengan perasaan sangat malu dan mencoba menutupinya dengan tanganku , “tangannya naikin keatas bentar mba” dia menaikkan kedua tanganku keatas, dia menatap kedua ketiak ku sambil meletakkan tubuhku agar tersender ke shofa setelah itu jarinya mulai menyentuh ketiak kanan ku.

Aku kegelian dan mencoba menggeliat tapi ku tahan lalu dia menggunakan telapak tangannya menggesekkannya di ketiak ku, gelinya semakin menjadi bahkan ini bisa dibilang rangsangan walau tanpa gaya erotis tapi ini seolah olah bagai foreplay yang nikmat.

Tapi aku tak pernah merasa seperti ini dengan suamiku padahal kami saling peluk dan ciuman ntah apa yang terjadi padaku saat ini , pak Huang pun pindah ke yang sebelah kiri kini aku semakin tak karuan.. Setelah itu kedua tangannya kembali membelai samping samping payudara ku perlahan tangannya menuju ke tengah dan jari-jarinya bergantian memainkan putingku terasa sangat cepat tangannya bermain di putingku.

Aku sudah mulai mendesah tapi tetap ku tahan sekuat kuatnya agar tak bersuara.. Tapi tubuhku tetap menggelinjang perlahan oleh sentuhan pak Huang, tangannya membelai sampai perut dan paha ku dia menbuka pahaku melebar dan membelai vagina ku dari luar CD

“kok basah mba??, kalau gitu berdiri bentar” Dia menggiring tanganku agar aku berdiri tanpa permisi dia menurunkan CD ku, aku hanya pasrah tentang semua ini dan berpikir kalau ini tidak pernah terjadi, dia membelai rambutku kebelakang , mendudukkan ku lagi sambil membuka lebar kedua kaki ku, aku mengangkang lebar memperlihatkan vagina ku yang masih terlihat pink dan ranum dan bulu bulu halus yang mengkilap basah pak Huang menyentuh kan jarinya di atas lubang pantatku dan menggesekkannya perlahan ke atas hingga melewati bibir vagina ku,

“ahhh.. Pakk.. “ dia mengoleskan cairan vagina ku disekitar area lubangnya, sambil jari kelingkingnya masuk dan mengorek ngorek dinding vagina ku

“paakk kok disitu pakk, gelii pak” ,

“belum mbaa yang geli bagian sini” sambil jarinya pindah ke bagian clitoris ku,

“Ahhhhhaaa ouuh pa jangan disitu” ,

” dia melepaskan jarinya “mba sudah pernah melahirkan kan??” ,

“iyaa pak” , pak Huang sambil mencatat dan membuka tasnya mengambil sebuah vibrator berbentuk oval kecil seperti jempol.

(Awalnya aku tidak tahu, ku kira itu memang perlatan medis, aku memang polos dan tidak tau apa apa soal tentang sex toys dan berbagai sex menyimpang lainnya.. Yang ku tahu soal penyimpangan sex hanya selingkuh dan pemerkosaan) pak Huang menyalakan alat itu, &nngggtttt.

Alat itu bergetar hingga mengeluarkan bunyi pak Huang menggesekkan alat itu ke bagian pahaku disekitar vagina,

“hmmm aww sshh, paa geli pak” , pak Huang tetap melanjutkannya tangannya yang satunya meremas dadaku kanan dan kiri secara bergantian aku mencoba protes dengan yang dilakukan pak Huang “pakk kenapa tangannya sambil ke dada saya paak, kan tadi udah pak” ,

“belum kok mba, bagian sini sama payudara mba bakal bereaksi sama” , tubuhku yang telanjang bulat terkangkang lebar dan tangan pak Huang yang menjamah jamah kedua payudaraku dan vaginaku digesek gesekkan dengan vibrator itu dibagian luarnya membuat ku semakin terangsang.

Aku mulai memahami rasa aneh ini, ini adalah horny sangat benar benar horny aku bahkan belum pernah sangat bernafsu seperti ini (minuman jus yang diberi pak Huang sudah di campuri perangsang dosis tinggi, inilah kebodohanku yang sudah terjebak oleh semua ini walau aku tidak menyadarinya bahwa sudah di campur perangsang) “mmhh paakk ahhh.. Udah dulu pakk” ,

“santai mbaa relax ” pak Huang memasukkan vibratornya ke dalam vaginaku “mmmhaa ahh ini gila paakk gak mungkin begini” sambil mencoba bergerak sambil mengeluarkan vibrator itu dalam vaginaku,

“maaf mba maaf ini sudah setengah proses, kalo mbak gak percaya, ini kami masih ada video medical check up kemarin punya bu rinny “dia sambil mengambil hendphone nya dari dalam tas dan membuka sebuah video perempuan telanjang bersama dirinya yang sedang melakukan test ini

“kenapa videonya disimpan pak?? Berarti saya juga dong??” ,

“ini cuma 24jam tapi kami sudah memberi izin kepada mbak rinny kalau videonya dipakai untuk contoh ” dia menjelaskan, akupun sedikit terdiam perasaanku agak tenang tapi tubuhku seolah sangat haus akan belaian (efek obat perangsang itu masih belum bereaksi sepenuhnya tapi baru fase pertama saja aku sudah sangat sangat horny)

“saya lanjutin mbak yaa maaf banget, sayang loh mbaak udah sampai sini” aku hanya terduduk terdiam memjamkan mata dan menutup wajahku dengan kedua tanganku sambil menutup mulutku aku seolah ingin menangis tapi masih kalah dengan perasaan geli di bagian vaginaku pak Huang sudah memasukkan lagi vibratornya kedalam vaginaku sambai semuanya masuk ke dalam,

Hanya terlihat kabel menjuntai keluar dari vagina ku. “Sekarang saya akan check bagian payudara lagi untuk mengetahui tumor, jadi mbak harus abaikan rasa yang ada di bagian dada terus rasakan aja yang di bawah sini mba yaa” sambil menggesekkan tangannya di luar vaginaku,

Aku hanya mendesah perlahan dan mulutku tetap ku bekap agar tidak bersuara , pak Huang memegang kedua payudaraku kiri dan kanan dan wajahnya mendekat kesana dia menjilat jilati kedua putingku dengan ujung lidahnya sambil tangannya melepaskan bekapan tanganku yang menutupi wajahku dan memindahkannya kesamping

“ohhmm mmhh mmmm hhhh hhh hh” aku mendesah tertahan mencoba mengabaikan yang di dadaku sesuai instruksi pak Huang tapi, di vaginaku getarannya seolah membuatku sangat penasaran posisi vibrator yang dalam dan jauh dari clitorisku membuatku seolah tersiksa secara rangsangan seolah aku menginginkan vibrator itu menyentuh clitoris ku

“paakk ahh mmhh mmhh saya malu pak maluuu”

Pak gery mulai menghipas payudara ku yang kiri sedotannya lembut seperti bayi :cupp cupp bunyi mulut pak Huang dan putingku yang dihisap pak Huang “hmmm mmmhh hhh pak tolong langsung hapus video saya!!” aku beruara setengah berteriak karna terangsang ,

“uratnya juga ada di sini mbaa” pak Huang menaikkan kedua tanganku ke atas dan menempelkan telinganya ke ketiak kiriku sambil tangan satunya meremas remas perlahan ketiak kananku ,

“untung mulus loh mba ketiaknya, kalo kaya yang lain dulu mah dah ill feel saya”

Tangannya menggelitik kedua payudaraku turun naik jari jemarinya bergerak perlahan tapi sangat lincah, aku menggeliat geliat tapi gerakanku menggangu bagian vaginaku, membuatku semakin jauh dari kenikmatan apabila aku bergerak.

“mba pernah orgasm sebelumnya” aku hanya mengangguk malu mengakui itu, aku pernah orgasm pada saat masturbasi tapi aku tak pernah orgasm saat berhubungan dengan suamiku walapun begitu aku tetap puas dengannya aku tidak pernah terobsesi dengan kenikmatan kelamin,

Kali ini pak Huang mengambil lagi satu vibrator dan memasukkannya kedalam vaginaku “maaahh huummpp “ aku menggeliat ke atas karna sangat terangsang pak Huang sambil menahanku agar tetap duduk sambil memegangi tanganku agar tetap diatas kepala.

Vibratornya hampir mengenai clitorisku andaikan saja agar rangsangan ini semoga cepat selesai, ini terlalu tanggung antara terangsang dan di rangsang tapi seolah aku tidak mendapatkan rangsangannya.

“pakk ahh geli geli pak matikan dulu… ahhh..” ,

“santai mba santai bentar” pak Huang mengambil sebuah borgol karet dia memborgol kedua tanganku menyatu, “berdiri bentar mbaa” dengan perasaan malas aku berdiri sambil merasakan vibrator yang bergetar di vaginaku, pak Huang membuka shofa itu menjadi sebuah kursi santai selebar sebuah kasur.

Sekarang fungsinya sudab tidak lagi kursi melainkan kasur, aku di dudukan bersandar dengan pak Huang dibelakangku dia menaikkan tanganku ke belakang kepalanya dan mengangkangkan kedua pahaku sambil meremasnya gemas,

Pak Huang mengambil sebuah lotion ntah apa itu berbentuk cairan yang sangat cair dia menggosokkannya di telapak tangannya dan mengolesinya perlahan di kedua ketiak ku , aku menggelinjang dingin diantara ketiakku

“haaa ahhh pakk dingin ehhh mhhh” aku menggeliat geliat kedinginan di bagian ketiak ku tapi pak Huang setengah memaksa terus manggosokkannya ,

Aku agak sulit bergerak karna berada tersender di pangkuan pak Huang dia terus menambah cairan itu dan sambil menggesekkan telapak tangannya ke atas kebawah di ketiak ku,

“haaa ahhh pakk geli pakk” ,

“tapi enak kan mbaa” pak Huang menyahut santai seolah ini hal biasa,

“kalau enak bilang aja mbak agar gak ada kesan pemaksaan” aku hanya mendesah kegelian sambil menahan ini, dingin di bagian ketiak ku seolah merangsang ku dengan cara yang berbeda sensainya belum pernah ku rasakan sebelumnya,

Sambil menepuk nepuk payudaraku dikiri dan kanan terlihat dadaku tersentak sentak ke kanan dan kiri putingnya yang coklat muda terlihat agak kontras dengan kulitku yang putiih, kini pak Huang memncet tombol di remot vibrator itu, terasa sangat bergetar sepertinya getarannya dinaikkan ,

Kedua vibrator itu mendominasi rangsangan dari seluruh tubuhku , pak Huang memasukkan jari tengahnya ke vaginaku menyentuh clitorisnya dan menggesek geseknya cepat cepat dan semakin cepat

“ahhh ahh ahh ahhhhhh pakk.. saya mau pipis pakk… ahh.. saya ngak tahan pakk.. ahh” ,

“ngakk usah dilawan mbakk pipisin aja ini biar lega dan rilexx

“ahh pakk pakkk udahh pakk” , aku terus menahan orgasm ku yang hampir meledak tapi jari pak Huang belum berhenti ditambah karna kerasnya gesekan tangan pak Huang sampai sampai dua vibrator itu ikut terkocok di dalam vaginaku gesekan diclitorisku sudah tak berbendung

“ahhhh maaahhh gggkkkaahh ahhhh…” aku menggeliat paha dan pantatku tersentak aku orgasm cairan kewanitaanku sampai menyembur keluar

“woo wooo relax mba relax” sambil pak Huang menggosok gossokan tanganya di bibir vaginaku, dia mengeluarkan kedua vibratornya dan mengambil sebuah suntikan tanpa jarum, dan mengisinya dengan sebuah cairan hijau,

Pak Huang mengubah posisnya aku yng lemas di rebahkan dan kaki hingga pinggulku diangakat seperti salto aku yang tergolek lemas pasrah saja pak Huang memasukkan suntikan itu kedalam vaginaku cairan itupun dikeluarkan secara perlahan lahan kedalm vaginaku sampai isinya habis,

Aku di rebahkan dengan kaki menganga tangan diatas kepala, pak Huang mengambil sesuatu di tasnya sebuah vibrator lagi tapi bentuknya seperti microphone yang atasnya terbuat dari karet, vibratornya sangat besar bahkan lebih besar dari microphone dia meletakkanya di atas bibir vaginaku tepat dibawah perut dan menmpelnya dengan lakban,

“saya mau diapain lagi pak??” ,

“ini check kandungan kesehatan mbaa , dari sini kita bisa tahu pencernaan mba masih bagus atau tidak” aku yang sudah pusing tak perduli dengan alasan alasan itu, aku hanya ingin ini segera berakhir atau ini akan memberikan kepuasan atas nafsuku yang muncul karna kejadian ini (disini obat paerangsang itu bereaksi lebih besar dari sebelumnya ,

Ditambah yang disuntikkan pak Huang juga vibrator biologis atau sejenis obat perangsang yang menstimulasi kulit seolah sedang merasakan getaran) pak Huang mendudukanku perasaan dingin diketiak ku yang entah apa yang dioleskan oleh pak Huang ditambah terpaan AC tetap membuatku berkeringat ringan (cairan dingin yang di oleskan pak Huang adalah extrac menthol yang dicairkan yang akan memberikan efek dingin yang melekat ) pak Huang mengambil sebuah dlido berbentuk penis kecil yang kepalanya dapat berputar,

Pak Huang menggesekkan nya di bagian bibir vaginaku sambil tangan satunya membelai belai perutku lalu dia menyalakan vibrator microphone itu benda itu bergetar keras seolah seluruh bagian pinggangu juga ikut merasakannya vaginaku pun ikut merasakan getarannya

“oohhhh.. pakk mmmm.. jangan yang keras pakk “

pak Huang seolah tak memerdulikanku dia memasukan dlido itu ke dalam vagina ku

“off off pak malu pak , aww ahh ahh. .” dia mengocoknya perlahan

“apa itu perlu pak?? Udah pak maluu” pak Huang malah menyalakan dildo itu kepalanya berputar di dalam vagina ku,

“nggggg pakk kenapa kelamin saya dimainin pakk” ,

“bukan mba , mba relax aja bentar lagi mau selesai kok” mendengar kata itu kecemasan ku berkurang tapi aku malah merasa kecewa karna nafsuku belum terlampiaskan , aku meraskan bagian pinggang belakangku menyentuh sesuatu yang keras apakah itu ikat pinggang pak Huang??

(Itu sebenarnya adalah penis pak Huang yang mengeras) kocokan pak Huang dengan dildo itu semakin cepat sensasinya semakin merangsang di bawah situ vaginaku benar benar ingin di masukkan dengan sesuatu yang lebih besar, kocokan pak Huang kian cepatnya

“ahh ahh ahh ah.. Pakk stop pakk saya nanti orgasm lagi” pak Huang seolah semangat mendengar hal itu tangannya meremas dada kananku gemas kepalanya berada di bahu kiriku bersebelahan dengan wajahku tangan kirinya asik mengocok vagina ku

“ahh ahh ahh ahh waah pakk haduhh saya keluar pakk “ hampir orgasm di detik terakhir saat hampir sampai pak Huang menghentikan kocokannya dan memasukan dildo itu lebih dalam, dildo itu bergerak memutar mutar mengaduk aduk liang vaginaku orgasm ku yang tertahan dan hampir keluar pak Huang mengeluarkan dildo itu.

Nafasku terengah engah

“hmmh hmmh hmh hmmh “, aku agak merasa kecewa kenapa berhenti di saat tidak tepat seperti itu

“terusin atau istirahat dulu mbak??” Sambil pak Huang menyentil nyentil bibir vaginaku dan aku menggeliat geliat keatas di setiap sentilannya ,

Lalu aku mengangguk perlahan mengisyaratkan pada pak Huang, “jawab mba terusin sampai orgasm atau ngak??” , dengan nafas memburu aku menjawab “ngg- ngakk lah pak” pak Huang yang masih menggesekkan dildonya kini memasukkannya sedikit tapi masih bagian kepalanya

Aku merasakan wajah pak Huang semakin dekat denganku wajahnya berada di belakang telingaku nafasnya yang hangat tertiup hingga ke leher belakangku posisi seperti ini seolah aku sedang memeluk pak Huang ke belakang tangan ku yang terborgol sulit bergerak karna tertahan kepalanya ,

“pakk masih lamaa pak?? Malu pakk” tangan pakk Huang yang meremas remas payudaraku bergantian kini pindah ke bagian bawah, dan dildonya ia masukkan perlahan lagi tapi kali ini langsung cepat ditambah tangannya yang ikut menggesek gesek dari luar vagina , pluk pluk pluk pluk bunyi kocokan di bagian vaginaku semakin dashyat tak tertahan

“Ahh ahh udahh pakk mau keluar ahh” pakk Huang semakin cepat lagi mengocok dan menggesek vaginaku

“haaa ahhh pakkk ahh stopp pakk ahh” tinggal sedikit lagii aku orgasm dan tepat di detik terakhir pak Huang mencabut dildo itu dan menghentikan gesekkannya , aku merasa tersiksa dengan itu

“yaudah mbaa kita coba sampai orgasm saja yaa” sekali lagi pak Huang memasukan dildo itu tangannya yang satunya menarik bibir vagina ku keatas getaran vibrator mikrophone yang tertempel semakin terasa dalam posisi itu ,

“pakk masih lamaa atauu udahh pakk” , aku menggelinjang geli campur nikmat dengan kocokannya dan gesekan tangannya pak Huang mengobok obok vagina ku

“ahhh ahhh ahh ahh ahhh pakk ahh” dadaku pun ikut tersentak sentak karna kerasnya pak Huang mengocokkan benda itu

“waah paakk pakk ahh” tiba tiba pakk Huang berhenti

“sampai orgasm ngak mba” , aku hanya terengah terdiam

“mmmh hmmh hmmh”,

“sampai orgasm atau ngakk?? Jawab mba!” ,

iya pakk sampai orgasm” ,

“yakin mbak??” ,

“iyaa pakk mmhh mmhh” ,

“serius yahh ini..”

Aku mulai tak sabar dengan ini “serius mba jawab mba!!”

“iyyahh pakk sampai orgasm!!” pak Huang melanjutkannya tapi kali ini cara memasukkannya dari atas dan melengkung kebawah dan gesekan tangannya pun berganti ke atas kebawah

“ahhh pak pakk pakk pakk ahhh ahh ahh ahh”

aku meracau dan mendesah aku tak bisa membayangkan apapun tentangku aku hanya terangsang, pak Huang menghentikan gesekkannya dan mencabut mencabut vibrator yang di tempel di bawah perutku dia mengarahkan mikrophon itu ke bagian atas bibir vaginaku, aku terangsang bukan kepalang

“haaah ahh ahh ahh ahhh” pakk Huang meneruskan kocokannya lebih dalam

“AHHH AHH AHH.. AHH “ aku hampir akan keluar tapi tiba tiba saja pak Huang melepaskan dildo itu dan mengeluarkannya dari vagina ku dan vibrator mikropon itu juga dimatikan, aku sangat ingin orgasm saat itu

“pakkk hhmmhh hmmh terusin pak” ,

Pak Huang yang melepaksan diriku dari dekapannya, dia berdiri dan melorotkan celananya melepas boxernya dan terlihatlah sebatang penis yang panjang namun besar paha pak Huang yang berotot itupun penuh dengan tatto aku diposisikan terlentang.

Pak Huang menggesek gesekkan kepala penisnya di bibir vagina ku, penis pakk Huang sangat panjang dan bahkan terlihat membengkok ke atas dan kepala penisnya pun agak lebih besar dari batangnya hampir 2x lipat,

“masukkin pakai ini aja mau mba??” , aku pun yang saat itu mabuk akan rangsangan tak bisa berpikir apa apa mataku terpejam aku mendesah pelan dan pak Huang masih menggesek gesekan penisnya di bibir vaginaku sambil mengenai clitorisnya “mmh mh mhh pakk jangan yang ituhh..” ,

“terus yang mana mbaa??” Pakk Huang memainkan tangannya dengan lembut jari-jarinya menggelitik di sekitar dinding rahim vaginaku,

“paaahhkk ahh..” ,

“saya masukkin aja gimana mba??” ,

“iyaah pahhkk” aku benar menginginkannya aku sudah tak tahan lagi , pak Huang mengambil kertas yang di isinya tadi, lalu ia melepaskan borgolnya yang sebelah kanan lalu ia mengambil sebuah map yang isinya PERSETUJUAN UNTUK MENYERAH SECARA BULAT-BULAT KEPADA PIHAK ‘XVAB GROUP’
Sambil jari tengahnya masuk separuh dan mengorek ngorek perlahan vaginaku dia memberikan map itu, yang dibawahnya bertuliskan namaku dan materai 100rb 3buah.

Disana dituliskan beberapa peraturan jika aku bersedia mentandatangani isi map itu “kalau mba mau memeknya dimasukin, tanda tanganin dulu suratnya, terus baca yang tulisan merah keras keras di depan kamera ya mba”

Aku yang saat itu mabuk akan belaian tak bisa berpikir jernih aku ingin sekali membaca isi map itu namun isinya terlalu banyak untuk ku baca sekarang dan kondisiku sudah sangat ingin bercinta

“ahh pakk terusin dulu pakk” ,

“mbaa setuju dulu untuk jadi budak sex perusahaan ini, baru saya masukkan ke memek nya gimana??” Sambil pak Huang mencoba memancingku memasukkan kepala penisnya dan mencabutnya lagi, vagina ku sudah sangat banjiir di shofa-kasur ini pun sudah sangat basah rasanya

“pakk tolong saya pakk, saya belum paham isinya terusin dulu pakk”, pakk Huang dengan sengaja menyentil clitorisku dari dalam dengan penisnya hingga penisnya keluar dari vagina ku

“mauu ngak mba?? Tinggal tanda tangan aja”, aku tidak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi dengan diriku tapi sekarang aku benar benar ingin bercinta (obat perangsang itu telah menguasaiku) dengan nafsunya aku tanda tangani surat perjanjian itu

” baca yang tulisan merah dulu mbakk” ucap pakk Huang sambil menuang cairan kental (pelumas) ke vaginaku dan penisnya “saya bertanda tangan dibawah ini Shena clara telah menyetujui perjanjian-perjanjian di atas, secara tertulis maupun tidak tertulis dan apabila dilakukan pengambilan gambar , pihak xvab boleh menyebar luaskan, mengubah atau mengedit, dan menggunakannya secara tidak terbatas, Shena clara!!” ,

“udah mba?? nahh sekarang kita bisa lanjutin” , pakk Huang memposisikan badannya lebih dekat kedua pahaku menmpel di kedua paha pak Huang memegang kedua pinggangku dan penisnya yang sudah di depan liang vaginaku perlahan dimasukkan dengan sangat lambat

“enggggggggmhhhhhhhhh hmmmmmmmn” aku melenguh panjang tapi pak Huang masih belum selesai, penis pakk Huang masih masuk setengah pakk Huang terus memasukkanya lagi sampai torokku terasa sudab mentok

“uuuhhhmmmmppp duhhh hhmmmphh” perlahan pak Huang menariknya mundur, lalu memasukannya lagi lebih cepat , perlahan kecepatannya semakin meningkat

“agh agh ahhh ahh aghh ammhh ahh ahh” plk plk plk plk bunyi pahaku yang terhempas hempas oleh genjotan pak Huang “enakk kan mba??”

Aku hanya mendesah dan tidak ingin berkata kata “ayoo mbak bilang dongg, nanti saya cabut nihh” ,

“ahhh ahh enak pakk” pakk Huang mempercepat genjotannya plak plak plak plak dadaku tersentak sentak badanku terguncang pak Huang memompanya sangat cepat ditambah penisnya yang panjangggg

“aghhh ahhh ahh ahh ahh ahh ahh ahh ahh” , “hhmmmmmggggrrr ssshh toge susu mbakk nih wahh” ,

“akhhh ahh ahh ahh “ sejak tadi akhirnya aku akan memdapatkan orgasm ku “AHHH AHH AHH MMHH MHHHSS AGHH AGHH AGHH” pakk Huang yang tau kalau aku hampir orgasm dia mendekatkan wajahnya ke wajahku lalu menjilat telinga kiriku dan berbisik

” kalau mbakk pengen orgasm mbakk harus bilang mbaak sangat menikmatinya dan gak ingin berhenti dengan bahasa mba sendiri” ,

“ahhh ahh AHHH AHHH PAKKKK!!!… “ ,

“kalau nggak ?? Gak saya terusin..” , mendengar itu aku langsung takut dan aku pun berucap yang dikatakan pakk Huang

“ENAKKK PAKKK AHHH AHH AHH AKU MAU ORGASM PAKK TERUSS PAKK” ,

“bilang mba pengen orgasm terus..!!” “AHHH AHH AHHB SAYA MAU ORGASM TERUS PAKK AHHHH AHHH AHHH AHH” setelah mengucapkan itu pak Huang menggenjotkan badannya lebih searah, penisnya pun semakin menusuk aku saat itu sudah hampir orgasm

“AHH AHHH AHHH AHHH ORGASM PAAKK ORGASMM” pakk Huang menggencotnya lebih cepat plak plak plakk tersentak sentaknya tubuhku tak ku pedulikan di vagina ku rasanya sudah takk tertahan lagii “AHHH AHH AHH AHH AHHH AHH PAAKKK PAAKKK KELUARRR AHHHH AKU ORGASM” ,

Kaki ku bergetar hebat seluruh badanku seolah tersengat jutaan volt tubuhku tersentak tersengat mulai ujung kepala hingga ujung kaki , pakk Huang melepaskan penisnya dan membiarkanku melepaskan orgasm ku

“hooh hooh hooh mmmh mh” lalu pak Huang meremas kedua payudaraku dan membangunkanku dengan posisi duduk berhadapan dengannya, tubuhnya yang lebih besar mendekapku, kepalanya di benamkan diantara kedua payudara ku, sambil menghisap hisap nya,

“ahhhhhhh emmhh “ , pakk Huang mengangkatku dan memasukkan mengarahkan tubuhku agar penisnya masuk ke vaginaku, posisi seperti ini penisnya jauh lebih dalam dibanding saat yang tadi,

” mbak tahan ya”sambil mengangkatku naik turun dia mengcok ngocokan penisnya di vaginaku,

“aeehhh ahhh ahhh ahh” mulutnya menciumi dan menjilati puting susuku bergantian

“slllurrpp slllurpp ” bunyi mulut pak Huang menghisap hisap dadaku ,

“ahhh ahh ahh ahh aeeh ahh ah” dia menaikturunkan ku lebih cepat “ahh ahh ahh ahh ahh mmaahhh haaahh” kali ini dia hanya menaikannya, pakk Huang menggenjotnya ke atas dengan sangat cepat, pantatku pun tertanpar tampar pangkal pahanya Plak plak plak plak dengan sangat cepat pak Huang menggenjotnya plakk plakk

“AHHH AHH AH AH AH AH AHH AHHH PELAANINN PAKK AHHH” rasanya sangat menusuk hingga ketorok

“AHHH AHH AHH AHH AGGGGGGGHHHRR AHH AHH AHH AAHHH” pakk Huang terus menggenjotnya “sshh shh shhb ahh ahh mmhh enak kan mbaa ??” ,

“IYAAAH PAAAKK ENAAKK AHH AHH” kali ini pakk Huang merebahkan tubuhnya, penisnya yang masih menyeruak dalam vaginaku semakin dalam aku dalam posisi menduduki penis pakk Huang dengan paha mengangkan memudahkanya menggencotnya dengan cepat ppakpakpakpakpakapk pantatku yang tersentak sentak, dan dadaku yang terpontang pontang tubuhku di setubuhi hebat oleh pakk Huang,

“AHH AHH AHH AHH AHH YAAHH YAHH PAKK AHHH “ , pakk Huang terus menggenjotnya dan semakin keras PLAKPAK PLAKPAK PLAKPAK PLAKPAK PAKPLAK bunyi senggama kami semakinkeras “sshhh shhh enakk mbaa ?? Bilang mbaa” ,

“AHHH ENAKK PAKK ENAAKK” , “terus diapain mbaakkk” , “ORGASM PAAA BIKIN SAYA ORGASM AHHH AHH AHH AHH AHHH” , genjotannya semakin mengguncang, dan vaginaku sudah ingin keluar

“AKU ORGASM PAKKK HAAAAAAHHHHH AHHHH” di orgasmku dia melepaskan penisnya vagina ku menyemburkan cairan orgasm hingga membasahi penis,paha , hingga perut pakk Huang “ouuhhh hmmm hmm” , aku pun di turunkan dan di posisikan menungging,

Lalu dari belakang pak Huang memasukkan penisnya , dan menarik tanganku kebelakang, sekarang aku terpampang jelas dengan kamera dadaku yang mencuat keatas terlihat jelas di pantulan kaca lensa itu, pak Huang lalu menyodok nyodokkan penisnya

“ahhh ahh ahh ahh ahh ahhb udahb saya capekk pakk ahh ahh” pakk Huang yang dari tadi belum orgasm terus menyodok nyodokan penisnya, 7menit lebih aku digenjot dari belakang

“AHHH AHH AHH AHH AHH PAKKK SAYA NANTI ORGASM LAGII AHH AHHH” , pakk Huang menggencot penisnya plakk plak plakk bunyi pantatku dan PLAK!! tangan nya sempatnya menampar pantatku “pantatnya juga gede mba yaa ahhh shhh kenyal banget mbaa ahh, enaakk kan mbaa” ,

“IYAAHH PAKK ENAK PAKK” air mataku mengalir keluar ntah apa itu tapi aku tidak tau, aku hanya merasakan penis pak Huang yang menggenjot tak henti hentinya

“AHHH AHHH AHH AHHH AHHH PAAKKK ENAKKJ PAKK AKU ORGASM” ,

“kasiih tauu rasa orgasm nya mbaa!!!! ” “AHHH AKU ORGASMM PAKK AHH AHH AHHH” , pak Huang mencabut penisnya menariku ke belakang tersandar dengan tubuhnya lalu tangan kananya memasukkan kedua jarinya ke vaginaku menjebit clitorisku dan mengocoknya dengan cepat

“HAAAHHH PAKKK AHHHHHHH” “bilangg orgasm nya mbaakk” , sambil pakk Huang menggigit mesra leherku dan tangan kirinya memeluk ku di bagian dada

“AHHH ORGASMNYA ENAKK PAKKK AHHH AHHH” , akuu akan keluar

“AKUU ORGASM PAKK AHHH AKU ORGASMM AHHHHHHHHHHHHHHHHH” , vaginaku menyemburkan cairannya shofa-kasur ini sudah basahh dimana mana oleh cairanku “haaahhh haaahhb udahh pakk”,

“saya masih belum keluar mbakk” sambil menciumi leher hingga pipiku aku direbahkan lagi tanganku diangkat di atas kepala, mulutnya mengulum bibirku lidahnya dengan buas mengaduk aduk isi mulutku penuh nafsu “slurpp mlurppp slurppmm mmmppphh mpphhh” lalu dia menjilati ketiak ku dengan gemas dan mengigitnya pelan, tiba tiba seseorang datang lewat pintu masuk..

wahhhh maaf pak Huang saya mengganggu, ini udah selesai belum pak??

Pak Huang: belum selesai ndan sini.. , mba Shena kenalin ini pak randan dia juga udah lama kerja disini, ndan kamu kan juga ngerti soal payudara coba sini dipegang punya mba nya.

Pak randan mendekat dan dia duduk diatas kepala ku , dia meremas remas kedua payudaraku sementara pakk Huang menggesekkan penisnya di bibir vaginaku, dan mencoba lagi memasukkannya

“mmmhhh pakk saya maluu pakk kenapa ada orang lagii”

Pak randan: lohh mba Shena saya cuma lewat dan bantuin pak Huang bentar kok, maaf mba ya kalau lancang tapi bentar lagi selesai kok.

Sambil kedua tanganynya menjepit kedua payudaraku dan meremasnya keatas kebawah, pak Huang memasukan lagi penisnya “mmaahhhh ahhh pakkkk” lalu pak randan memegangi kedua tanganku
Pak gery menggenjotnya dengan cepat “Ahhh ahh ahh ahh ahhh” ,

pak Huang: “ahh shh ahh ingat bilang enak lohh mbakk” ,

“AHHH AHHH AHHH AHHAHH AHHH AHH”

pakk Huang: bialngnya apa mbak??

“ENAKK PAKKK AHHH”

pak Huang: terus kalau enakk?

“ORGASM PAKK SAYA PINGIN ORGASM AHH AHH AHH AHH”

pak randan: wahh besar mba ya susunya, badannya juga ceraah banget putih mulus umurnya brp sih mba??

Pak Huang: ahh ahh ahh umur mba Shena 26tahun lohh ndan..

“AHHH AHHH AHH AHH AHH AHH AHH”

Kocokannya semakin cepat di tambah pak randan yang membelai belai kedua payudaraku rangsangannya menambah puncak orgasmku semakin cepat tercapai

“AHHH AHHH AKU ORGASM PAKK AHHH AHH”

Pak Huang:” ayooo orgasm mbaa ahh ahh ah”

“NMMMMMMMUUUAAHHHH AHHHH HAAHHH” aku orgasm pak Huang pun mengeluarkan penisnya, kami terdiam sebentar lalu aku mulai bertanya

“pakk ini jijik pak, udah pakk saya malu..”

Pak randan: hehe gak apa apa mba gak usah malu, cuma satu hari ini aja kok.

Pak Huang: mbak tenang aja gakpapa kok santai mbaa.

Pak Huang memasukan penisnya lagi, pak randan mencubit aerola sekitar putingku dan jari telunjuknya menggelitik gelitik kedua putingku

“ahh ahh ahh mhh mhh ahh pakk udahh pakk ahh ahh”

Pak Huang: diam dulu mbakk

Genjotan pak Huang semakin kencang plak plak plak tubuku tersentak sentak , ditambah putingku yang dimainmainkan seperti itu membuatku terangsang rangsang
“OOHH PAK AHH AHH AHH AHH AHH AHH PAKK AHH” semakin keras genjotan pak Huang

Pak Huang: “hahh hahhh aku mau keluarr ahh ahh ahh”

“PAKK AHH AHH AHHHH”

pakk Huang menggencot sangat cepatt dia terlihat sangat nafsuu

Pakk Huang: hhaaahhh hahh hahh aaaahh AHHH!!!

Cerita Seks Terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita mesum terbaru, sex hot 2016, & Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercinta
sperma pak Huang menyembur di torok ujung vaginaku hangat menyelimuti dalam vaginaku, pak randan saat itu mengambil vibrator mikropon, pak Huang pun mencabut penisnya “Ahh haahh pakk udah pakk saya capek”

Pak randan: ini mbak biar dikeluarin spermanya

Vibrator itu diletakkan di bibir vaginaku pak Huang pindah ke sebelah kiriku dan pak randan di sebelah kanan mereka berdua melebarkan kakiku mengangkang, vibratornya menyala bergetar hebat dari luar vaginaku “AHHHH AHHH AHH HHHAAAAA AHHHHHH!!!!…..” aku orgasm sperma dan cairan vaginaku yang tercampur keluar menyembur dari vaginaku

Pak randan: nahh selesai kan.

Aku hanya terdiam meratapi nasib ini , aku terengah engah dan tergeletak kelelahan, pak Huang berdiri dan mematikan kameranya,

Pak Huang: “pasang baju kamu, kamu langsung pulang dan besok udah masuk kerja disini,

Setelah beberapa saat aku terdiam dan , akupun mulai memakai baju, ku lihat jam dinding sudah jam 03:30pm aku harus pulang, tanpa permisi aku keluar kantor itu, tepat di depan pintu masuk pak Huang memanggilku

Pak Huang: mba Shenaa, gak apa apakan??

Ntah reflek atau apa aku menjawabnya “iya pak gak apa apa”

Pak Huang: posisi kamu sebagai anggota staff marketing jadi besok jangan terlambat jam 9 tepat

“iya pakk saya permisi, terimakasih pak”

Akupun keluar dan pulang kerumah

Dan saat dirumah aku hanya terdiam dan malamnya aku tidur lebih awal.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts